
Potensi Perluasan Areal Tanam Baru (PATB) untuk Padi di Kabupaten Sarolangun
SAROLANGUN - Sarolangun memiliki potensi luas areal pengembangan tanaman padi di sawah tadah hujan yang besar. Potensi padi sawah tadah hujan tersebut di Sarolangun mencapai lebih dari 2.000 ha. Namun, dalam pengembangannya terdapat kendala-kendala, seperti ketidakpastian iklim, dukungan saprodi tidak optimal, sarana dan prasarana produksi yang kurang baik, kemampuan Sumber Daya Petani yang harus ditingkatkan dan kelembagaan tani yang belum berperan baik. Mempertimbangkan hal tersebut, Tim Satgas Antisipasi Darurat Pangan dari BSIP Jambi, dipimpin oleh Kepala BSIP Dr. Salwati, SP., MSi melakukan survei dan kunjungan lapang ke beberapa wilayah Sarolangun yang berpotensi menyumbangkan PATB. Survei dilakukan Selasa, 19 Maret 2024.
Sebelum kunjungan lapang, koordinasi dilakukan di Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Kabupaten Sarolangun dengan Kepala Dinas yang diwakili Sekretaris Dinas, Kepala Bidang Tanaman serta Korwil Kecamatan Sarolangun. Hasil diskusi beberapa peluang PATB terdapat di wilayah kecamatan Pauh, Mandiangin, Pelawan, Batang Asai dan Air Hitam. Setelah melakukan refocusing kegiatan, sementara ini wilayah kunjungan dilakukan ke wilayah Ladang Panjang Kecamatan Sarolangun dengan potensi luasan 33 ha dan ke lahan Danau Pauh, Kecamatan Pauh dengan potensi luasan 61 ha.
Saat kunjungan lapang di lokasi terpilih dilakukan karakterisasi lahan secara cepat dan identifikasi kendala dalam pengembangan lahan untuk pertanaman padi. Menurut Ketua Kelompok Tani Karya Jaya, Abdul Muluk, kendala dalam berusaha tani padi di wilayahnya adalah tata air dan saluaran drainase yang kurang lancar, alat pengolah lahah yang minim, kondisi lahan yang sering banjir, serangan hama dan penyakit, ketersediaan benih dan sarana produksi yang harganya semakin tinggi.
Kunjungan lapang ini juga didampingi oleh ketua koordinator wilayah dan Kabid Tanaman Pangan DTPHP Sarolangun. Sedangkan kendala perluasan areal padi di Lahan Danau Pauh pada dasarnya seperti di Ladang Panjang, namun terdapat kendala utama adalah persaingan pendapatan dan mata pencaharian dari pembukaan batu bara dan pembuatan batu bata. Selanjutnya kedepan diharapkan akan lebih diupayakan semaksimal mungkin kedua lahan dapat segera ditanam padi kembali dan berproduksi dengan baik.